Bismillah.
Wahh... kalo tolak ukur logo yang bagus hanya dari sebuah platform saja. Ya penilaianmu berarti masih sempit.
Kenapa?
Karena di sebuah platform mau itu basenya kontes atau readymade logo, mereka sudah punya kriterianya sendiri dan bersifat khusus bahkan tak jarang loh bukan sekedar butuh dengan fungsi logonya saja tapi ada juga yang menilai berdasarkan selera.
Random emang kalo udah bicara "SELERA KLIEN", kadang anggapan kita bahwa logo yang kita buat adalah yang terbaik dan paling menjual, nyatanya tidak sebagus itu di penilaian seorang klien, terlepas dari latar belakang si kliennya awam atau ngerti desain tapi pasti ada aspek yang kuat sebagai pertimbangan mereka😁, sebagai desainer yang paham kita cukup mengarahkan kepada klien jika memang dibutuhkan saran, kadang selera klien tidak mutlak kita harus ikuti begitu saja perlu ada diskusi dulu dan itu lebih baik.
OKE! kembali ke kebutuhannya dulu, kalo logo yang kamu buat gak dibutuhin si klien jadi apa fungsinya? , sampai dimana logo kamu difungsikan nantinya, sesuaikan dengan platformnya ikuti kriterianya tanpa harus mengeneralisir bahwa dari platform A itu bagus sedangkan Platform B itu jelek. Semua udah ada pasarnya kok, udah ada selera dan peminatnya masing-masing kok.
Jadi secara umum kriteria yang seperti apa sih yang bisa kita pake sebagai tolak ukur bahwa logo yang kita buat itu bisa dianggap bagus..?
Saran paling simpel saja...
Cari apa yang jadi kebutuhan si klien seperti apa dan mau di platform mana saja, misal kita sudah survey terkait minat logo yang diinginkan berupa gambar mobil maka siapkan logo logo yang berkaitan itu. Simpel kan? mau modelnya seperti apa kembali ke refrensi dan kreatifitas desainernya.
Laku gak? , laku aja kalo ada yang minat 😁
Kalau gak laku gimana? Ya coba tawarkan ke pasar lain kalo di pasarmu sekarang sepi peminat. Masa iya sih hanya karena gak laku jadi berhenti gitu aja?
Pernyataan ini cukup berbahaya untuk bikin semangat kita down di awal "Kalo gak laku gimana?" , karena ini akan bertahap membuatmu tidak berani mengambil keputusan dan tidak mau memulai..bicara laku udah perkara waktu kok, bicara waktu maka kembali ke rezeki kita masing-masing nantinya. Dalam memulai sesuatu juga bukan harus saat itu juga dimulai kok tapi ada pertimbangan yang matang, survey/riset dulu dan tentu harus punya strategi dan perencanaan yang jelas , maka kalimat yang seharusnya keluar adalah "Kalau gak laku, berarti bukan pasarnya...".
Kalimat penolakan akan berdampak pada pola pikir kita nantinya tinggal pilih mau berhenti atau selalu cari peluang baru dan beradaptasi sekaligus berinovasi - terus berjalan.
Saya rasa segini aja dulu ya, sebenarnya masih banyak hal yang mau dibahas berkaitan ini, tapi saran saya jangan berhenti hanya karena "daganganmu" gak laku hari ini...
Barakallahu Fiikum.


0 comments:
Posting Komentar