Jumat, 17 Juni 2022

Temukan Pasarmu!

 


Bismillah..

#Sharingtime #Educationtime


Belakangan ini sering kan melihat desainer yang buka jasa desainnya atau menjual karyanya dengan harga mungkin sangat-sangat murah dan ada juga sangat-sangat tinggi. Kenapa sih bisa demikian ya? lantas yang jadi persoalan kita adalah tolak ukurnya kemana kok harganya bisa terbilang terlalu murah atau terlalu tinggi?

Baiklah bahasan harga mungkin tak jarang menuai pro-kontra yang sampe hari ini ga ada ujungnya, terkadang bisa menimbulkan perpecahan dan bukan ga mungkin saling menimbulkan permusuhan satu dengan yang lain, akhirnya munculah persaingan yang tidak sehat. Mulai dari saling menjelekkan usaha si A dan si B.

Maka dalam hal ini coba dikembalikan kepada masing-masing kita, buat kita yang buka jasa desain, sudah bisa apa saja, kemampuan kita apa aja dan pernah menangani klien sejauh mana dan seberapa besar bayaran yang pernah kita terima sejauh ini? itu dulu! , kita udah punya record atau semacam catatan tertulis berupa pembukuan dari proyek yang pernah kita garap ga? kalau belum , bagaimana kita bisa nentuin bakal bermain di pasar yang mana?

Nemuin pasar yang cocok itu susah-susah gampang memang, kayak nyari pacar ye ga mblo?? :D, kaya kamu dan dia yang ga pengen punya pacar tapi cuma dianggap temen ajah! haha udah mblo..mblo... ngapain juga nyari pacar mending nyari bini aja karena lelaki sejati itu menikahin bukan macarin. Ahaaayyyy.... :D 

Back to topic!

Terkadang ada satu sisi dimana kita ga bisa terus-terusan berprinsip "desain-desain saya mahal loh! ya ga level lah dengan yang nawar murah". Kadang ada benernya juga sih kalo kita sudah punya prinsip demikian, karena secara proses juga membangun sebuah bisnis ada modal yang memang harus dikorbankan di awal maka "level up adalah Pride". Tapi apakah kita bisa sekonsisten itu jika nanti terkondisikan bahwa kita "butuh uang", ya kita ga pungkirin juga kan bahwa namanya usaha bakal ada pasang surutnya juga. Nah, nanti di masa-masa seperti itu kita bakalan siap ga nih ngehadepinnya mau tetap berprinsip yang sama atau malah ngikutin arus aja walau entah kemana arus itu membawa kita..?

Maka saran saya coba deh, buka kembali catatan atau record usaha kalian sejauh ini buatlah rekapan yang jelas lalu mulai buat perhitungan dan sistem yang lebih matang sehingga dapat menyimpulan "Oke gue buka lapak di pasar ini aja!". Nah gitu dong!

Jadi setelahnya kita ga bakal bingung lagi kalau udah nentui pasar kita dimana, semisal harga mulai dari sekian sampe sekian, batasannya dari ini dan itu kan jelas, karena itulah perlunya membuat sistem tujuannya untuk mengontrol usaha kita agar lebih terarah dan lebih nampak goalnya kemana.

Luangin dulu waktu kalian untuk mengatur strategi "ngelapak" di pasar dengan cara apa dan bagaimana cara bertahan semisalnya ada "persaingan" , tanpa harus menjatuhkan satu sama lain, tanpa harus "ngebakar" lapak orang lain.

Persaingan dalam dunia perdesainan juga ya paling gitu-gitu aja, kalau kitanya gitu-gitu aja. Maksudnya jika kita tidak mempunyai keistimewaan atau brand image yang berbeda dari lapak orang lain, lalu alasan apa lagi calon kostumer bakal mempercayakan proyeknya ke kita, wong biasa aja ga ada yang istimewa?

Semoga dapat dipahami ya, jadi tidak perlu susah hati menyikapi banyaknya persaingan disana-sini , cukupkan upgrade skillmu, upgrade nilai jualmu yakni kualitas dan pelayanan. Harga itu kalian yang nentuin sendiri bukan orang lain, karena kalian yang lebih tahu kondisi sebenarnya. Jangan mudah goyah dengan persaingan murah.. semua akan ada imbasnya, mungkin saat ini yang murah bisa diminati, namun yang konsisten dengan kualitasnya bukan karena murahnya saja akan jauh lebih diminati dan lebih jaya. karena yang kita jual adalah "Rasa" bukan sekedar "Harga".

Brand itu adalah "Minat" yang ada dibenak Konsumen, minat itu berkaitan dengan perasaan atau emosional , maka tugas kita adalah hadirkan "minat" itu ke dalam usaha kita, InsyaAllah itu yang akan membuat kita berkembang.


Semoga tulisan ini bermanfaat.
Terima Kasih. 

Barakallahu Fiik.


0 comments:

Posting Komentar